Selasa, 11 Agustus 2015

"Nih", Efek Buruk Memanaskan Sepeda Motor

Jakarta, KompasOtomotif - Bagi sebagian orang, memanaskan sepeda motor adalah ritual wajib sebelum berkendara. Padahal, saat ini perkembangan teknologi sepeda motor saat ini sudah tergolong maju dan tidak mengharuskan sepeda motor dipanaskan dalam waktu lama di pagi hari.

Sektor mesin adalah salah satu bagian yang mendapat sentuhan teknologi terbaru dari perkembangan sepeda motor, demi mengejar efisiensi bahan bakar. Positifnya, mesin dengan teknologi Fuel Injection (FI/injeksi), sudah tidak lagi perlu dipanaskan layaknya motor dengan sistem karburator.

Hal tersebut dijelaskan oleh Sarwono Edi, Technical Service Training Manager PT Astra Honda Motor (AHM). Menurut Edi, kebutuhan bahan bakar untuk mesin dengan sistem injeksi sudah diatur oleh Engine Control Module (ECM), jadi tak perlu menarik handel gas ketika dipanasi.

”Cukup panaskan 30 detik dan maksimal 1 menit dan biarkan stasioner. Oli sudah dapat bersirkulasi dengan baik pada putaran mesin stasioner. Tidak perlu digeber-geber karena akan sia-sia,” ujar Edi saat berbincang dengan KompasOtomotif beberapa waktu lalu.

Pemborosan

Edi melanjutkan, bila sering atau terlalu lama memanaskan mesin maka efek buruknya tentu saja pemborosan bahan bakar. ”Terlalu lama memanaskan mesin makan bensin terbuang begitu saja, lebih baik bensin digunakan untuk berkendara di jalan."

Kemungkinan lainnya, tambah Edi, adalah komponen seperti knalpot akan mengalami panas berlebihan. Ini berpotensi bisa merusak cat knalpot tersebut.

Sekalipun tidak dipanaskan, mesin dengan teknologi injeksi juga sudah siap dibawa berkendara. Kecil kemungkinan akan ada gejala mesin tersendat (brebet) karena kurang panas, seperti yang sering dialami sepeda motor dengan karburator.

Buktinya adalah tidak adanya tuas choke di mesin injeksi. Pada mesin karburator, choke digunakan untuk membantu ketika mesin sulit dihidupkan. Edi menjelaskan, sepeda motor fuel injection tidak memerlukan choke, karena sudah mempunyai sensor yang mendeteksi suhu mesin.

Sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2015/06/18/093427115/.Nih.Efek.Buruk.Memanaskan.Sepeda.Motor
Read More

Minggu, 09 Agustus 2015

Produksi Mitsubishi L300 Pindah Tempat

Jakarta, KompasOtomotif – Tak hanya Pajero Sport generasi ketiga danMPV sejuta umat yang akan dirakit di pabrik baru PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) di GIIC Industrial Estate, Cikarang, Bekasi. Fasilitas megah yang akan beroperasi pada 2017 tersebut juga bakal memboyong L300 dari fasilitas perakitan Pulo Gadung, Jakarta.

Kendaraan komersial ringan (light commercial vevicle-LCV) legedaris Mitsubishi itu akan segera meninggalkan tempat lahirnya selama bertahun-tahun yang berada di bawah bendera PT Krama Yudha Ratu Motor (KRM).

Head of Public Relations KTB Intan Vidiasari memastikan kepadaKompasOtomotif, pengalihan lokasi produksi itu akan dilakukan bersamaan dengan dimulainya perakitan Pajero Sport generasi ketiga, serta produksi MPV 7-penumpang baru, yakni 2017.

”Hanya lokasinya saja yang dialihkan. Soal volume, belum ada rencana (angka) lebih lanjut. Namun saat ini rata-rata produksi L300 dari perakitan di KRM antara 2.500 unit - 3.000 unit per bulan. Pikap lebih mendominasi,” ujar Intan, Selasa (16/6/2015).

Hingga saat ini, imbuh Intan, fasilitas perakitan KRM masih aktif merakit L300 dan Outlander Sport. Belum ada rencana baru selepas kepindahan L300 ke Bekasi, namun dipastikan fasilitas ini akan tetap merakit Outlander Sport, atau kemungkinan ditambah model lain.

”Sebagai LCV legendaris dan menjadi pilihan angkutan bisnis sejak 1980, L300 akan terus diproduksi di Indonesia untuk masyarakat Indonesia, dengan fasilitas produksi yang semakin baik untuk menghasilkan produk yang semakin prima,” kata Intan.

Sumber : http://otomotif.kompas.com/read/2015/06/16/100359615/Produksi.Mitsubishi.L300.Pindah.Tempat
Read More